Do’a orang yang ditinggalkan
pada orang yang hendak pergi haji
أَسْتَوْدِعُ اللَّهَ دِينَكَ وَأَمَانَتَكَ
وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ
“Astawdi’ullaha diinaka, wa amaanataka, wa khowaatiima ‘amalik
(Aku menitipkan agamamu, amanahmu, dan perbuatan terakhirmu kepada Allah)”.Dalilnya adalah,
أَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ يَقُولُ لِلرَّجُلِ
إِذَا أَرَادَ سَفَرًا ادْنُ مِنِّى أُوَدِّعْكَ كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- يُوَدِّعُنَا.فَيَقُولُ « أَسْتَوْدِعُ اللَّهَ دِينَكَ
وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ »
Sesungguhnya Ibnu ‘Umar pernah mengatakan
pada seseorang yang hendak bersafar, “Mendekatlah padaku, aku akan menitipkan
engkau sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menitipkan
kami, lalu beliau berkata: “Astawdi’ullaha diinaka, wa amaanataka, wa
khowaatiima ‘amalik (Aku menitipkan agamamu, amanahmu, dan perbuatan
terakhirmu kepada Allah)”.(HR. Tirmidzi no. 3443 dan Ahmad 2: 7. Tirmidzi
mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa
sanad hadits ini hasan. Sedangkan Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).Begitu pula bisa membaca do’a pada orang yang pergi berhaji,
زَوَّدَكَ اللَّهُ التَّقْوَى وَغَفَرَ
ذَنْبَكَ وَيَسَّرَ لَكَ الْخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ
“Zawwadakallahut taqwa wa ghofaro dzanbaka wa yassaro lakal khoiro
haytsuma kunta (Semoga Allah membekalimu dengan takwa, mengampuni
dosa-dosamu, dan memudahkanmu di mana saja engkau berada).”Dalilnya adalah,
عَنْ أَنَسٍ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى
النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّى أُرِيدُ
سَفَرًا فَزَوِّدْنِى. قَالَ « زَوَّدَكَ اللَّهُ التَّقْوَى ». قَالَ زِدْنِى.
قَالَ « وَغَفَرَ ذَنْبَكَ ». قَالَ زِدْنِى بِأَبِى أَنْتَ وَأُمِّى. قَالَ «
وَيَسَّرَ لَكَ الْخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ »
Dari Anas, ia berkata, “Seseorang pernah
mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata pada
beliau, “Wahai Rasulullah, aku ingin bersafar, bekalilah aku.” Beliau bersabda,
“Zawwadakallahut taqwa (moga Allah membekalimu dengan ketakwaan).”
“Tambahkan lagi padaku”, mintanya. Beliau bersabda, “Wa ghofaro dzanbaka
(moga Allah ampuni dosamu).” “Tambahkan lagi padaku, demi ayah dan ibuku”,
mintanya. Beliau bersabda, “Wa yassaro lakal khoiro haytsuma kunta (moga
Allah memudahkanmu di mana saja engkau berada).” (HR. Tirmidzi no.
3444. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
Mengadakan selamatan (walimah) dalam
bentuk makan-makan yang diberikan pada tetangga dan undangan yang dilakukan
oleh keluarga calon jamaah haji yang hendak berangkat atau setelah pulang
adalah sunnah dan merupakan sesuatu yang baik dan kebiasaan terpuji. Karena
acara semacam itu dapat mempererat hubungan antarmanusia dan mendorong rasa
cinta dan sayang antarsesama.
Muhammad bin Syaraf An-Nawawi (Imam Nawawi) dalam kitab Al-Majmuk Syarah Muhadzdzab Juz IV/400 menyebut itu sebagai naqi'ah. Ia mengatakan
Muhammad bin Syaraf An-Nawawi (Imam Nawawi) dalam kitab Al-Majmuk Syarah Muhadzdzab Juz IV/400 menyebut itu sebagai naqi'ah. Ia mengatakan
يستحب النقيعة وهي طعام يعمل لقدوم المسافر ويطلق على ما يعمله المسافر القادم وعلى ما يعمله غيره له
Artinya: Naqi'ah itu disunnahkan. Naqi'ah adalah memberikan makanan untuk menyambut kedatangan orang yang baru datang dari bepergian (musafir). Naqi'ah juga berlaku untuk menyambut kedatangan musafir atau untuk tujuan yang lain. (Lihat: Imam Nawawi dalam Al-Majmuk Syarah Muhadzdzab IV/400)
0 comments:
Post a Comment