Sunday, January 27, 2013

"KULLU BID'AH DHALALAH??"


     1.  Makna  “KULLU BID’AH DHOLALAH”  
Pada firman Allah yang berbunyi : Waja`alna minal maa-i KULLA syai-in hayyin. Lafadz KULLA disini, haruslah diterjemahkan dengan arti : SEBAGIAN. Sehingga ayat itu berarti: Kami ciptakan dari air sperma, SEBAGIAN makhluk hidup.Karena Allah juga berfirman  menceritakan tentang penciptaan  jin dan Iblis yang berbunyi: Khalaqtanii min naarin. Artinya : Engkau (Allah) telah menciptakan aku (iblis) dari api. 
Dengan demikian, ternyata lafadl KULLU, tidak dapat diterjemahkan secara mutlak dengan arti : SETIAP/SEMUA, sebagaimana umumnya jika merujuk ke dalam kamus bahasa Arab umum, karena hal itu tidak sesuai dengan kenyataan.
Demikian juga dengan arti hadits Nabi saw. : Fa inna KULLA BID`ATIN dhalalah,. Maka harus diartikan: Sesungguhnya SEBAGIAN dari BID`AH itu adalah sesat. 
Kulla di dalam Hadits ini, tidak dapat diartikan SETIAP/SEMUA BID`AH itu sesat, karena Hadits ini juga muqayyad atau terikat dengan sabda Nabi saw., yang lain: Man sanna fil islami sunnatan hasanatan falahu ajruha wa ajru man `amila biha. Artinya : Barangsiapa memulai/menciptakan perbuatan baik di dalam Islam, maka dia mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya. 

Keharmonisan Rosululloh bersama istri-istrinya


Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersikap tawadhu (rendah diri) di hadapan istri-istrinya, sampai-sampai Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam membantu istri-istrinya dalam menjalankan pekerjaan rumah tangga. Padahal sehari-harinya nabi memiliki kesibukan dan mobilitas yang sangat itnggi menunaikan kewajiban menyampaikan risalah Allah Azza wa Jalla dan kesibukan mengatur kaum muslimin.Aisyah mengatakan, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sibuk membantu istrinya dan jika tiba waktu salat maka ia pun pergi menunaikannya.”Imam Al-Bukhari mencantumkan perkataan Aisyah ini dalam dua bab di dalam sahihnya, yaitu BabMuamalah Seorang (suami) dengan Istrinya dan Bab Seorang Suami Membantu Istrinya.Urwah bertanya kepada Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apa yang diperbuat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam jika ia bersamamu di rumah?”, Aisyah menjawab, “Ia melakukan seperti yang dilakukan salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya, ia memperbaiki sandalnya, menjahit bajunya, dan mengangkat air di ember.”Dalam Syama’il karya At-Tirmidzi terdapat tambahan, “Dan memerah susu kambingnya…”Ibnu Hajar menerangkan faidah hadis ini dengan mengatakan, “Hadis ini menganjurkan untuk bersikap rendah hati dan meninggalkan kesombongan dan hendaklah seorang suami membantu istrinya.”Sebagian suami ada yang merasa rendah diri dan gengsi jika membantu istrinya mencuci, menyelesaikan urusan rumah tangga. Kata mereka, tidak ada istilahnya lagi, nyuci baju sendiri, merapikan rumah yang tidak bersih, dan jahit baju sendiri. Seolah-olah mereka menjadikan istri seorang pembantu dan memang tugasnyalah melayani suami. Apalagi jika mereka adalah para suami berjas berpenampilan necis, pekerjaan seperti ini tentu tidak lauak dan tidak pantas mereka kerjakan. Atau mereka merasa ini hanyalah tugas ibu-ibu dan para suami tidak pantas dan tidak layak untuk melakukannya.

Wednesday, January 16, 2013

Kisah Kholifah Umar bin khottob

Pada suatu hari sohabat Hudzaifah berkunjung kepada kholifah Umar, kemudian beliao melihat kholifah sedang menangis beredih. kemudian hudzaifah bertanya " kena apa wahai Amirul mu'minin" jawab beliau " aku sangat kewatir jika aku salah lalu tidak ada satu orang pun dari kalian yang mau menegur aku karena menghormatiku (ewuh pekewuh - jawa tengah) kepada ku". hudzaifah menjawab " seandainya aku melihat kamu keluar dari kebenaran maka aku akan mengembalikanmu kepada kebenaran tersebut". lalu bahagialah umar seraya berkata " segala puji bagi Alloh yang telah menjadikan untuk akau  teman-teman yang akan meluruskan aku jika aku menyimpang dari kebenaran". kholifah tidak pernah marah/menolak pada saat beliau memutuskan suatu hukum lalu ada salah seorang sahabatnya yang menolak. pada suatu hari kholifah ingin memperluas masjid nabawi, namum di dekat masjid ada sebuah rumah milik Abbas paman rosululloh yang mestinya tergusur, namun setelah dinego dengan janji bahwa abbas akan diberi tempat yang lebih luas oleh ummar dengan syarat menyerahkan tanahnya untuk perluasan masjid tersebut namun tidak diterima tawaran tersebut. Akhirnya beliau berdua datang kepada khudzaefah untuk minta keadilan. alhasil selesailah perkara tersebut dengan damai.
Masih adakah pemimpin sekarang yang legowo jika diperngatkan untuk kembali kepada kebenaran????

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India