Pertama: Mengucapkan salam seperti yang diajarkan oleh
Imam Ali bin Abi Thalib (Ra):
اَلسَّلاَمُ
عَلَى اَهْلِ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ مِنْ اَهْلِ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ، يَا
اَهْلَ لاَ اِلَهَ اِلاَّ بِحَقِّ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ كَيْفَ وَجَدْتُمْ
قَوْلَ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ مِنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ، يَا لاَاِلَهَ
اِلاَّ اللهُ بِحَقِّ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ اِغْفِـرْ لِمَنْ قَالَ لاَاِلَهَ
اِلاَّ اللهُ، وَاحْشَـرْنَا فِي زُمْرَةِ مَنْ قَالَ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ
مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ عَلِيٌّ وَلِيُّ اللهِ
Assâlamu ‘alâ ahli lâ ilâha illallâh min ahli lâ ilâha
illallâh , ya ahla lâ ilâha illallâh bihaqqi lâ ilâha illallâh kayfa wajadtum
qawla lâ ilâha illallâh min lâ ilâha illallâh, ya lâ ilâha illallâh bihaqqi lâ
ilâha illallâh ighfir liman qâla lâ ilâha illallâh, wahsyurnâ fî zumrati man
qâla lâ ilâha illallâh Muhammadun Rasûlullâh ‘Aliyyun waliyullâh.
Salam bagi yang mengucapkan la ilaha illallah dari
yang mengucapkan la ilaha illallah, wahai yang mengucapkan kalimah la ilaha
illallah dengan hak la ilaha illallah, bagaimana kamu memperoleh kalimah la
ilaha illallah dari la ilaha illallah, wahai la ilaha illallah dengan hak la
ilaha illallah ampuni orang yang membaca kalimah la ilaha illallah, dan
himpunlah kami ke dalam golongan orang yang mengu¬cap¬kan la ilaha illallah
Muhammadur rasululullah Aliyyun waliyyullah.
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Barangsiapa
yang memasuki areal kuburan, lalu mengucapkan (salam tersebut), Allah
memberinya pahala kebaikan 50 tahun, dan mengampuni dosanya serta dosa kedua
orang tuanya 50 tahun.”
Kedua: membaca:
1. Surat Al-Qadar (7 kali),
2. Surat Al-Fatihah (3 kali),
3. Surat Al-Falaq (3 kali),
4. Surat An-Nas (3 kali),
5. Surat Al-Ikhlash (3 kali),
6. Ayat Kursi (3 kali).
1. Surat Al-Qadar (7 kali),
2. Surat Al-Fatihah (3 kali),
3. Surat Al-Falaq (3 kali),
4. Surat An-Nas (3 kali),
5. Surat Al-Ikhlash (3 kali),
6. Ayat Kursi (3 kali).
Dalam suatu hadis disebutkan: “Barangsiapa yang
membaca surat Al-Qadar (7 kali) di kuburan seorang mukmin, Allah mengutus
malaikat padanya untuk beribadah di dekat kuburannya, dan mencatat bagi si
mayit pahala dari ibadah yang dilakukan oleh malaikat itu sehingga Allah
memasukkan ia ke surga. Dan dalam membaca surat Al-Qadar disertai surat
Al-Falaq, An-Nas, Al-Ikhlash dan Ayat kursi, masing-masing (3 kali).”
Ketiga: Membaca doa berikut ini (3 kali):
اَللَّهُمَّ
اِنِّي اَسْئَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ اَنْ لاَتُعَذِّبَ هَذَا
الْمَيِّتِ
Allâhumma innî as-aluka bihaqqi Muhammadin wa âli
Muhammad an lâ tu’adzdziba hâdzal may¬yit.
Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan hak Muhammad dan keluarga Muhammad janganlah azab penghuni kubur ini.
Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan hak Muhammad dan keluarga Muhammad janganlah azab penghuni kubur ini.
Rasulullah
saw bersabda:
“Tidak ada seorang pun yang membaca doa tersebut (3 kali) di kuburan seorang mayit, kecuali Allah menjauhkan darinya azab hari kiamat.”
“Tidak ada seorang pun yang membaca doa tersebut (3 kali) di kuburan seorang mayit, kecuali Allah menjauhkan darinya azab hari kiamat.”
Keempat: Meletakkan tangan di kuburannya sambil membaca doa
berikut:
اَللَّهُمَّ
ارْحَمْ غُرْبَتَهُ، وَصِلْ وَحْدَتَهُ، وَاَنِسْ وَحْشَتَهُ، وَاَمِنْ
رَوْعَتَهُ، وَاَسْكِنْ اِلَيْهِ مِنْ رَحْمَتِكَ يَسْـتَغْنِي بِهَا عَنْ
رَحْمَةٍ مِنْ سِوَاكَ، وَاَلْحِقْهُ بِمَنْ كَانَ يَتَوَلاَّهُ
Allâhumarham ghurbatahu, wa shil wahdatahu, wa anis
wahsyatahu, wa amin raw‘atahu, wa askin ilayhi min rahmatika yastaghnî bihâ ‘an
rahmatin min siwâka, wa alhiqhu biman kâma yatawallâhu.
Ya Allah, kasihi keterasingannya, sambungkan
kesendiriannya, hiburlah kesepiannya, tenteramkan kekhawatirannya, tenangkan ia
dengan rahmat-Mu yang dengannya tidak membutuhkan kasih sayang dari selain-Mu,
dan susulkan ia kepada orang yang ia cintai.
Ibnu Thawus mengatakan: Jika kamu hendak berziarah ke
kuburan orang-orang mukmin, maka hendaknya hari Kamis, jika tidak, maka waktu
tertentu yang kamu kehendaki, menghadap ke kiblat sambil meletakkan tangan pada
kuburannya dan membaca doa tersebut.
Muhammad bin Muslim pernah bertanya kepada Imam Ja’far
Ash-Shadiq (sa): Bolehkah kami berziarah ke orang-orang yang telah meningga?
Beliau menjawab: Boleh. Kemudian aku bertanya lagi: Apakah mereka mengenal kami
ketika kami berziarah kepada mereka? Beliau menjawab: “Demi Allah, mereka
mengenal kalian, mereka bahagia dan terhibur dengan kehadiran kalian.” Aku
bertanya lagi: Apa yang baca ketika kami berziarah kepada mereka? Beliau
menjawab: bacalah doa ini:
اللَّهُمَّ
جَافِ اْلاَرْضَ عَنْ جُنُوبِهِمْ وَ صَاعِدْ إِلَيْكَ أَرْوَاحَهُمْ وَ لَقِّهِمْ
مِنْكَ رِضْوَانًا وَ أَسْكِنْ إِلَيْهِمْ مِنْ رَحْمَتِكَ مَا تَصِلُ بِهِ
وَحْدَتَهُمْ وَ تُونِسُ بِهِ وَحْشَتَهُمْ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Allâhumma jâfil ardha ‘an junûbihim, wa shâ’id ilayka
arwâhahum, wa laqqihim minka ridhwânâ, wa askin ilayhim mir rahmatika mâ
tashilu bihi wahdatahum, wa tûnisu bihi wahsyatahum, innaka ‘alâ kulli syay-in
qadîr.
Ya Allah, luaskan kuburan mereka, muliakan arwah mereka,
sampaikan mereka pada ridha-Mu, tenteramkan mereka dengan rahmat-Mu, rahmat
yang menyambungkan kesendirian mereka, yang menghibur kesepian mereka.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
( dari kitab Mafatihul Jinan, pasal 10, hlm 567-570)
( dari kitab Mafatihul Jinan, pasal 10, hlm 567-570)
0 comments:
Post a Comment